Sunday, October 23, 2011

ES TELER 77 SEMAKIN MENDUNIA RASANYA & FASILITASNYA | Kisah Usaha Kue J n C Bisa Kalahkan Asia

Foto Kisah Sukses Es Teler77 Dan Kue JnC Taklukan Asia
ES TELER 77 SEMAKIN MENDUNIA RASANYA & FASILITASNYA | Kisah Usaha Kue J n C Bisa Kalahkan Asia. Siapa tak kenal brand Es Teler 77, restoran bernuansa hijau dan kuning itu pasti langsung melekat di otak kita. Tapi apakah di antara kita yang tahu siapa pemilik serta pendiri restoran tersebut?Adalah Yenny Setia Widjadja, istri dari (alm) Sukyanto Nugroho yang saat ini menjadi Chief Executive Officer (CEO) atau memegang posisi tertinggi dari restoran atau perusahaannya, yaitu PT Top Food Indonesia.JELANG SEA GAMES XXVI TIMNAS FUTSALL PUTRA TERHINDAR DARI JUARA BERTAHAN THAILAND| SEA Games Kendaraan Yang Masuk Senayan Dibatasi dan MAHASISWA ITB BUAT GAME MEMBATIK LAYAR SENTUH(TOUCHSCREEN) | Game Angry Bird Hadirkan Burung Baru | Film Angry Birds Dalam Proses Pembuatan.

Restoran yang bermula dari ajang coba-coba pada 29 tahun silam, kini sudah berkembang pesat bahkan telah memiliki 180 cabang dalam dan luar negeri. "Restoran ini dibawa pertama kali oleh almarhum suami saya. Yang pada awalnya ibu saya, yaitu Murniati Widjaja yang memenangkan lomba membuat es teler kala itu," ceritanya saat ditemui okezone, belum lama ini.

Almarhum suaminya, Sukyanto Nugroho meninggal pada 2007 lalu. Sejak saat itu, dirinya terus menjalankan usaha yang dibantu oleh adiknya, Anton Widjaja serta anak keduanya Andrew Nugroho yang menjabat sebagai direktur pemasaran.

Meski hanya lulusan SMP, perempuan ini memegang teguh dan berniat akan meneruskan cita-ita suaminya untuk terus berekspansi dan mempertahankan apa yang sudah menjadi rencana sejak awal berdirinya Es Teler 77. Salah satu yang dipertahankannya adalah akan tetap membawa masakan Indonesia sebagai ciri utama restoran ini.

"Kenapa bakso? Karena bakso kita sebenarnya bakso kampungan. Kenapa kita angkat ke mal? Supaya orang yang berkelas bisa makan bakso. Makanya kita angkat bakso. Kita buat kualitas yang bagus, rasa yang enak, dan sehat," tuturnya. Saat ini, restoran yang sudah mempunyai banyak cabang ini, terus berekspansi unuk ditempatkan di pusat perbelanjaan. Seiring dengan gaya hidup masyarakat kota yang sering berkunjung ke pusat perbelanjaan.

"Waktu itu memang kita tidak di mal-mal. Tapi kita berfikir kalau dipinggir jalan pasti beda dengan di mal. Suami saya juga berpikir tidak mau bersaing dengn pedagang bakso kecil, kita pindah. Dari situlah transisinya berat sekali," ungkapnya.

Awal berdirinya, restoran ini hanya memiliki sembilan cabang di Jakarta. Namun lambat laun terus berkembang seiring dengan semakin banyak permintaan dan pembeli yang mulai tertarik dengan rasa khas dari menu-menu makanan dan minuman terutama yang paling terkenal adalah es telernya. "Semua yang meracik masakan adalah ibu saya. Bahkan sirup yang terdapat di es teler itu buatan sendiri. Sekarang saya yang meneruskan untuk menjaga resep-resep itu," jelasnya.

Selain di dalam negeri, restoran ini juga memiliki cabang di luar negeri. Singapura tiga cabang, Malaysia dua cabang, serta di Australia dua cabang. Ke depannya, dirinya optimistis akan membuka cabang baru di kawasan Timur Tengah. "Di luar negeri banyak permintaan. Kita akan buka lebih banyak lagi. Seperti Arab Saudi. Sedang dipersiapkan, kendala dari dulu kita belum siap," akunya.

Dengan mengandalkan kemampuan serta pengalaman yang lebih dari 20 tahun ini, perempuan yang sudah menginjak usia 59 tahun ini bisa meraup keuntungan yang fantastis. Bayangkan, dengan outlet yang dimilikinya saat ini, omzet per bulannya pun rata-rata sebesar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun. Namun semua itu memang haus dikurangi pembayaran standar royalti sebesar 4-4,5 persen.

Jumlah mitra dari Es Teler 77 saat ini sebanyak 35, dan di antaranya mitranya ada yang memiliki 15-20 cabang, di mana 60 persen dari restoran yang terbesar merupakan milik sendiri. Perempuan ibu dari tiga anak ini juga optimistis, perusahaannya akan terus berkembang. Lima tahun ke depan, perusahaan menargetkan setidaknya memperoleh pendapatan serta tambahan outlet dua kali lipat dari yang sudah ada saat ini.

Kisah Sukses Usaha Kue J n C
Berbisnis makanan memang tidak pernah ada habisnya. Diawali dengan memulai usaha rumahan membuat kue di rumahnya 15 belas tahun lalu, sepasang suami istri ini kini telah memiliki 400 karyawan. Kue kering produksinya pun kini sudah dapat dinikmati di Malaysia, Brunei Darusssalam, dan Singapura.

Adalah Dedi Hidayat dan istrinya, pendiri sekaligus pemilik J n C Cookies. Setelah kurang lebih 15 tahun menjalankan bisnisnya, sekarang ia mampu memproduksi sekira 57 jenis kue kering berbagai rasa. Tak hanya itu saja, Dedi kini mempekerjakan 400 karyawan, di mana 100 di antaranya telah diangkat menjadi karyawan tetap.

"J n C itu kepanjangan dari nama anak saya, Jodi dan Cindy," ungkap Dedi ketika okezone berkunjung ke toko sekaligus pusat produksinya di kawasan Bojongkoneng, Bandung belum lama ini. Setiap tahun, menurutnya ia dapat memproduksi sekira 600 ribu toples per tahun dengan omset penjualan sekira Rp30 miliar. Namun, ketika momen Lebaran, omzet produksinya bisa naik hingga 70 persen dari bulan-bulan biasa.

"Setahun, permintaaan kue kering saya selalu naik sekira 20 sampai 30 persen. Namun kalau Lebaran jumlahnya memang naik tinggi, sampai 70 persen dari bulan-bulan biasa, yang paling banyak dipesan tetap kastangles dan nastar," lanjut dia.Selain selalu menggunakaan roombutter dan keju edam asli, Dedi mengaku bahwa salah satu keberhasilan usahanya adalah selalu menciptakan kreasi baru dari ragam kuenya.

"Setiap tahun, biasanya kami menambah lima sampai sepuluh varian baru cookies. Basic-nya, semua yang kita coba dan kita tertarik harus jadi cookies, misalnya yang terakhir ini jengkies cookies, cookies jengkol. Nanti di masa Natal kami siapkan pete cookies," ungkapnya sambil tersenyum.

Selain selalu menambah varian produknya, ia juga mengembangakan sistem cookies isi ulang layaknya air minum galon. Jadi, setiap pelanggannya akan dipinjami rak toples, setiap kali merasa bosan, konsumen dipersilahkan untuk mengganti rak toplesnya menjadi baru. "Setiap bulan kami punya tema yang berbeda-beda, misalnya kalau mau Lebaran kan temanya masjid, bulan depan bisa ganti lagi. Pokoknya pelanggan pinjam saja, tidak usah beli, asal sudah punya toplesnya, kalu cookies habis tinggal isi ulang. Persis seperti galon air," ceritanya.

Kegigihan dan keerja keras dedi berbuah manis. Menjelang Iimlek dan Natal tahun ini, ia telah siap mengekspor barang hasil produksinya ke Hong Kong, setelah tiga negara lainnya seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura telah berhasil ditaklukannya. "Kita sudah ready masuk ke Hong Kong, setelah tiga negara sebelumnya kita pakai nama lain, di Hong Kong itu kita akan pakai merk sendiri dan ada label made in Indonesia-nya," ungkap Dedi bangga.okezone.com

ES TELER 77 SEMAKIN MENDUNIA RASANYA & FASILITASNYA | Kisah Usaha Kue J n C Bisa Kalahkan Asia, Cabang-cabang Dan Alamat Restouran Es Teler 77, Aneka Macam Kue J n C

No comments:

Post a Comment