Thursday, June 28, 2007

Tips Menulis Surat Lamaran Dengan Benar

Melayangkan surat lamaran, entah itu melalui pos, faks, atau lewat e-mail sekalipun, tetap membutuhkan tata krama. Sebab, lewat surat yang Anda kirimkan, akan terlihat seberapa besar potensi yang Anda miliki.
Menurut Dr. Rhenald Kasali, Ketua Program Ilmu Manajemen Pascasarjana UI dan Direktur IMeDE, ramuan surat lamaran seharusnya memiliki hal-hal berikut, yaitu: impressive cover letter, menarik minat calon atasan, memuat kualifikasi (prestasi) yang diraih, dengan bahasa yang enak dibaca, ringkas, dan jelas.
Selain itu, ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan penulisan surat :
1.Efektif.
Surat tak cuma berfungsi sebagai duta bagi pengirimnya, tapi harus mampu menarik perhatian si penerima dengan efektif. Jika ditulis secara efektif, kemungkinan untuk mendapatkan balasan yang cukup baik pun semakin besar.
2.Ketahui siapa pembaca surat Anda.
Ingat, Anda bukan tengah menulis surat cinta tapi surat lamaran kerja. Sehingga Anda harus tahu siapa saja kiranya yang akan membaca surat Anda tersebut.
3.Perhatikan susunan isi.
Surat lamaran yang baik tentu saja tidak terlepas dari susunan isi yang berkesinambungan.
4.Sesuaikan dengan kualifikasi yang ada.
Sebaiknya,jangan coba-coba mengirim surat lamaran dengan kualifikasi pekerjaan yang tidak tercantum dalam iklan lowongan pekerjaan. Karenanya, periksalah sedemikian rupa apakah kualifikasi pekerjaaan yang Anda inginkan sesuai dengan kebutuhan pihak Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan yang Anda lamar.
5.Jangan cepat puas.
Tidak ada salahnya menulis surat lamaran berulang-ulang. Namanya saja sedang berusaha mendapat perhatian, kesempurnaan tentu diperlukan. Jadi, setelah Anda selesai menulis, lakukanlah pengeditan dengan membacanya sekali lagi.
6.Batasi jumlah baris.
Usahakan untuk membatasi baris kalimat dalam setiap paragrafnya. Sebaiknya,dalam setiap paragraf itu berisi tidak lebih dari enam atau tujuh baris. Selain terlihat lebih rapi, pembacanya kelak tidak terlalu lelah saat harus membacanya.
7.Tunjukkanlah jaringan yang Anda miliki.
Tidak ada salahnya jika Anda menyebut beberapa orang yang bisa memberikan referensi tentang siapa Anda sebenarnya. Menurut Rhenald, orang yang berhak memberikan referensi adalah dosen di tempat Anda kuliah dulu, atau bisa juga mantan bos. Tapi, jangan sampai Anda merujuk referensi kepada orang yang sudah bertahun-tahun tidak Anda jumpai, meskipun dulu ia pernah menjadi bos atau dosen Anda.
8.Jangan lupa untuk mencatatnya.
Catatlah surat yang Anda kirimkan. Jika Anda telah melayangkan surat lamaran, jangan lantas melupakannya.
9.Kualifikasi CV.
Masih kata Rhenald, CV sebaiknya memiliki hal-hal berikut ini, yaitu objektif, memuat riwayat pengalaman kerja, keahlian dan kualifikasi, riwayat pendidikan, serta data pribadi. Sebaiknya, Anda memulai daftar riwayat hidup dari yang terbaru, baru mundur ke belakang. Bila Anda belum pernah bekerja, CV dibatasi satu halaman saja. (Astaga.com)

No comments:

Post a Comment