Tuesday, May 19, 2009

Lagu Anak


balonku ada lima, rupa-rupa warnanya
hijau kuning kelabu merah muda dan biru
meletus balon hijau duor...
hatiku sangat kacau
balonku tinggal empat, ku pegang erat-erat

Salah satu lagu yang sering aku nyanyikan di masa kanak-kanakku dulu. Lagu balonku sangat lah menyenangkan untuk didendangkan dan didengarkan. Selain balonku ada aneka lagu-lagu lain yang bisa aku nyanyikan. Naik kereta api, naik-naik ke puncak gunung dan lain sebagainya. Lagu anak-anak itu tak lekang oleh waktu. Sekian lama telah diciptakan, namun tetap menyenangkan untuk dinyanyikan.
Syair yang digunakan khas anak-anak. Dengan logika anak-anak. Apa adanya. Yang penting enak di dengar, mudah untuk dinyanyikan dan mengajarkan suatu nilai tertentu. Dengan lagu balonku anak-anak dapat belajar mengingat beberapa warna, dengan lagu naik kereta api anak-anak belajar salah satu alat transportasi yang ada di bumi ini.
Di pertengahan 90an muncul Joshua si anak ajaib dengan lagu Di obok-obok yang cukup menggema beberapa saat. Muncul dari kota Surabaya, Joshua Suherman berhasil mencuri perhatian anak-anak di jamannya. Joshua yang kini telah beranjak dewasa tidak mampu bertahan lama.
Beberapa orang mencoba menelurkan lagu-lagu anak. Mulai dari Ruben Onsu sampai Bapak SBY, pak presiden kita. Akan tetapi gaungnya tak sampai ke bawah. Tak usah tanya pada anak-anak di pelosok, tanyakan saja pada Debo, sang jawara Idola Cilik 2 di RCTI. Belum tentu bisa menyanyikannya, atau mungkin juga tidak tahu akan keberadaan lagu-lagu itu? Buktinya berbulan-bulan Idola Cilik di tayangkan, hampir semua peserta menyanyikan lagu-lagu dewasa. Bukankah acara ini adalah media yang sangat cocok untuk sosialisasi dan promosi ? Berjuta-juta anak Indonesia menontonnya. Bahkan anak-anak di luar negeri.
Tak perlu lagi aku menulis aneka kenyataan kelam yang terjadi pada nasip lagu-lagu anak. Satu hal yang membuat aku mengajukan tema ini untuk di bahas. Aku baru saja melahirkan seorang laki-laki tampan yang kebetulan masih kecil belum lah anak-anak, masih balita. Namun sudah mulai muncul kekuatiran di dalam otakku. Lagu anak yang sebanding dengan balonku belum juga muncul.
Sangat jauh berbeda dengan lagu-lagu untuk konsumsi kalangan remaja. Tanpa susah payah kita bisa mendengarnya. Hidupkan televisi kita, sountrack sinetron yang notabene mengunakan lagu band-band terkenal milik Indonesia, akan bertebaran. Mulai dari Marvel dengan ST 12nya, belum lagi sinetron lain yang jumlahnya tak terhitung lagi, yang tayang setiap harinya. Bahkan sinetron yang menyatakan diri sebagai sinetron anak-anak, tetap memasang lagu dewasa sebagai soundtrack.
Itu artinya Andra, anakku dan teman-teman seumurannya akan menyanyikan lagu-lagu lawas dan lagu-lagu dewasa? Sangat miris nasip anakku.....

(diposting juga di http://www.ahita.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment