Pembobolan bank melalui ATM milik konsumen kembali marak. Kasus pembobolan bank melalui mesin uang ini sebenarnya bukan hal baru. Sejak ATM diperkenalkan di Indonesia, sejak itu sudah ada rekening nasabah yang uangnya dikuras melalui mesin ATM. Hanya saja, biasanya pihak bank tidak terlalu memublikasikan masalah ini karena semata-mata menyangkut prestise bank itu. Umumnya, kasus pembobolan terjadi karena konsumen teledor dalam menjaga kerahasiaan PIN-nya.
Menurut Unang Muchtar, blogger Kompasiana dalam artikel Tips Membuat PIN (Personel Identification Number) yang Aman, keteledoran yang pernah terjadi antara lain:
* Konsumen menuliskan PIN di kartu ATM-nya.
* Konsumen menuliskan PIN di diary-nya.
* Konsumen menyimpan nomor PIN di dompet uangnya.
* Konsumen menyuruh orang untuk mengambilkan uangnya di ATM dengan memberi tahu nomor PIN-nya.
* Konsumen menulis PIN dalam data ponsel.
* Pemberitahuan PIN dari pihak bank tidak diteliti oleh konsumen, di mana pemberitahuan itu sudah dibuka oleh orang dalam yang bekerja di bank.
Kondisi di atas sangat berbahaya karena orang akan mudah melihat PIN kita saat kita teledor meletakkan diary kita, dompet kita hilang (plus kartunya lagi), ponsel kita hilang atau dipinjam orang lain, dan lain-lain.
Nah, ini beberapa tips untuk mengamankan PIN kita dari niatan jahat orang-orang yang tidak bertanggung jawab:
* Pada saat kita menerima pemberitahuan PIN dari bank, yakinkan bahwa kertasnya masih utuh dan belum ada tanda-tanda pernah disobek atau dibuka oleh siapa pun.
* Hafalkan sejenak PIN yang baru kita terima. Setelah yakin hafal, segera ganti PIN itu dengan PIN sesuai dengan keinginan kita (hancurkan segera kertas yang berisi PIN dari bank, bila perlu dibakar saja).
Hal yang harus diperhatikan pada saat kita membuat PIN adalah:
1. Yakinkan bahwa tidak ada orang di sekitar kita pada saat membuat PIN baru.
2. Kalau PIN itu harus dalam bentuk “angka”, hindari membuat PIN dengan angka-angka yang menggambarkan tanggal, bulan, dan hari kelahiran kita, keluarga kita, atau mungkin kekasih kita karena angka-angka ini sangat mudah diduga-duga oleh orang yang berniat jahat.
3. Hindari juga membuat PIN yang menyangkut nomor rumah serta RT dan RW tempat kita tinggal. Angka-angka ini juga sangat mudah ditebak-tebak oleh mereka yang tidak bertanggung jawab.
4. Hindari PIN yang berkaitan dengan nomor ponsel kita atau nomor telepon rumah atau extension di kantor kita.
5. Angka-angka PIN harus lain-lain, misal kita diminta membuat 6 angka, jangan sampai ada angka yang sama, gunakan angka 0 sampai 9 secara acak.
6. Jangan pernah memberitahukan PIN kita kepada siapa pun (termasuk kepada keluarga sendiri).
7. Pada saat kita bertransaksi, perhatikan bahwa tidak ada orang di kiri, kanan, atau di belakang kita (bila orang di belakang Anda tampak mengintip apa yang sedang Anda lakukan, jangan ragu untuk menegurnya).
8. Jangan pernah menuliskan PIN kita di mana pun, hafalkan PIN kita sendiri.
9. Ganti secara berkala PIN kita (bila perlu, sebulan sekali).
10. Kalau PIN itu harus dalam huruf atau kombinasi huruf dengan angka, hindari membuat PIN yang menggunakan nama kita, nama panggilan kita, nama keluarga kita, nama kekasih atau mantan kekasih, nama kantor, dan nama jalan rumah kita karena kondisi ini akan sangat mudah ditebak. Biasanya, orang-orang yang berniat jahat tidak perlu tahu persis PIN kita. Mereka cukup menangkap dua atau tiga angka atau huruf, maka mereka akan mudah menemukan terusannya.
11. Biasakan untuk mengacak PIN kita dengan nomor yang bukan PIN kita (cukup sekali saja) sebelum kartu ATM keluar setelah transaksi sehingga jejak PIN kita yang sebenarnya jadi terhapus. Tekan "Cancel" agar kartu kita tidak tertelan karena kita sengaja membuat PIN yang salah.
Semoga tips sederhana ini membawa manfaat.
Sumber: Sriwijaya Pos
No comments:
Post a Comment