Friday, May 14, 2010

Suzuki Smash Titan 115




Setelah Smash Titan diperkenalkan di kompleks candi Prambanan, selanjutnya wartawan diberikan kesempatan mencoba motor bebek ini menempuh jarak 50 km.

Pertama, dari candi Prambanan menuju Yogyakarta sejauh 20 km. Setelah itu, menguji keiritan bahan bakarnya, melalui jalanan umum yang termasuk lancar 22,2 km.

Hasil terbaik yang diperoleh dari 15 peserta, 76,21 km/liter. Kecepatan rata-rata untuk konsumsi bahan bakar tersebut rata 40 km/jam, dengan catatan, tidak pernah berhenti. Maklum dipandu oleh motor polisi. Sedangkan paling boros 50,23 km/liter. Menurut panitia (dari UGM), konsumsi rata-rata adalah motor ini yang dikendarai secara ekonomis adalah 64,33 km/liter.

Untuk pengendalian dan stabilitas, diuji di jalanan umum Yogyakarta dan dipandu oleh motor polisi, motor ini termasuk oke! Tanpa boncengan, melaju dengan gigi 3 dan digeber dari kecepatan 30 km/jam (keluar dari tikungan), mesin terasa rensponsif. Namun informasi dari teman wartawan yang berboncengan, untuk mendapatkan tarikan yang responsif, harus mulai dari gigi 2 dan melaju pada kecepatan 20 km/jam.

Suara mesin cukup halus. Getaran pada knalpot terasa halus. Sedangkan pada kaca spion tidak terdeteksi getaran yang mengganggu penglihatan. Suspensi nyaman, perpindah gigi lancar dan rem sangat baik. Hanya, akselerasi dan kcepatan tertinggi yang belum diketahui. Setang juga mudah dikendalikan.

Beda Suzuki Smash Titan 115 dengan Smash 110

Apa beda Suzuki Smash Titan 115 dengan Smash 110? “Titan total baru, baik mesin maupun modelnya,” jawab Joko Utomo, GM PT Suzuki Indomobil Sales Roda-2. Sesuai dengan tambahan angka di belakang, ada perbedaan pada kapasitas mesin. Kalau Smash 110 cc, maka Titan 115 cc. “Sebenarnya hanya naik 3 cc atau menjadi 113 cc,” tambah Setiawan Surya, Direktur Pemasaran SIS R-2.

Dengan perubahan pada mesin, performa Titan sedikit lebih baik dari Smash. Di Thailand, Titan ini disebut New Smash, sedangkan versi lama dengan mesin 110 disebut Smash Revo.

Dimensi. Dari dimensi tak banyak berubah. Namun, jarak sumbu roda lebih panjang 15 mm (lihat tabel). Kendati demikian, berdasarkan data dari PT SIS, ternyata Titan standar lebih berat 4 kg dari Smash. Bila menggunakan rem cakram dengan casting wheel, maka berat bertambah 2 kg sehingga total berat 102 kg.

Penampilan. Lampu dan tudung depan sekilas mirip karena format lampu depan dan penempatan lampu sein pada tudung depan serupa. Namun, bagian belakang lampu depan Titan bundar, sedangkan Smash bersudut tajam. Lampu sein posisi juga di bawah. Desain sepatbor depan juga berbeda.

Panel instrumen. Titan dengan desain 3D terdiri dari dua bagian, spidometer bulan dengan dasar putih, di dalam ada trip meter dengan dasar hitam. Indikator gigi, mulai dari bawah, naik ke atas.

Knalpot dan lampu belakang. Knalpot hanya berlapiskan krom. Titan polos tanpa aksentuasi seperti Smash. Adapun lampu belakang, kendati formatnya sama merah di tengah dan putih di samping, ada sedikit perbedaan di sudut-sudut lampu. Lantas, behel atau pegangan belakang pada Titan dicat hitam.

Mesin. Penambahan kapasitas dilakukan dengan perubahan pada diameter dan langkah mesin. Posisi mesin Titan lebih tegak dan katupnya lebih panjang. Hal itu dilengkapi dengan throttle position switch (TPS) yang digunakan juga pada Shogun.

Mesin Titan, adalah tipe long stroke atau langkah panjang. Ini bisa dilihat dengan diameter silinder 51 mm dan langkah 55,2 mm atau lebih panjang 7,6 mm dari Smash 110.

Hasilnya, tenaga mesin naik 0,1 PS, sedangkan torsi naik cukup besar, yaitu 1,7 Nm. Perubahan ini dilakukan agar konsumsi bahan bakar lebih irit.

No comments:

Post a Comment