Oleh: Arti Rosaria Dewi, dr.
Kesehatan merupakan nikmat yang tak ternilai. Dalam keadaan sehat, kita bisa beraktivitas. Diperlukan tambahan wawasan kesehatan bagi orangtua, khususnya ibu, mengenai kesehatan ibu dan anak agar dapat mengenal penyakit, memberikan penanganan di rumah, dan mengetahui kapan saat yang tepat untuk dibawa ke fasilitas medis. Dalam tulisan ini, dipaparkan tentang kemandulan, perhitungan masa subur, demam berdarah, diare, dan fimosis.
1. Saya dan suami sudah menikah kurang lebih 9 bulan tetapi belum hamil juga. Kapan saya harus memeriksakan diri? Kemana? Apakah saya dan suami mandul?
Jawab :
infertilitas primer adalah ketidakmampuan untuk menjadi hamil dalam satu tahun setelah secara teratur menjalani hubungan intim tanpa kontrasepsi. Infertilitas sekunder adalah infertilitas yang terjadi setelah sebelumnya pernah hamil.
Oleh karena itu pemeriksaan biasanya dilakukan bila dalam satu tahun berhubu1ngan intim tanpa kontrasepsi tidak hamil juga namun jika dilakukan lebih dini pun tidak apa-apa. Pemeriksaan dilakukan di dokter Obgin atau poli infertilitas, dan harus datang bersama suami, karena gangguan infertilitas bisa terjadi pada faktor ibu tapi juga faktor ayah. Mandul tidaknya hanya bisa ditentukan setelah pemeriksaan. Jangan takut memeriksakan diri, dengan pemeriksaan dapat diketahui apa penyebab infertilitas sehingga dapat dilakukan pengobatan secepatnya.1
2. Bagaimana menentukan masa subur?
Jawab :
Sistem Kalender
Menentukan masa subur dengan menggunakan system kalender ada dua cara yaitu :
- Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.
- Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 8, diperoleh hari subur pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 – 11 = 20, dan 26 – 8 = 18, jadi masa subur berlangsung pada hari ke 18 sampai hari ke 20.
Metoda Lendir Serviks
Dalam metoda ini dinilai sifat dari lendir atau cairan yang dihasilkan oleh leher rahim atau serviks. Saat ovulasi atau masa subur, lendir serviks akan bertambah jumlahnya dengan warna yang jernih dan elastis. Saat ini wanita akan merasakan basah saluran kelaminya. Untuk memeriksa elastisitas cairan serviks bisa dilakukan dengan cara memasukan jari telunjuk ke vagina sampai menyentuh serviks, lalu setelah jari terisi cairan serviks itu dikeluarkan dari vagina, dengan bantuan ibu jari, cairan itu ditarik sedemikian rupa (pelan pelan) sampai putus. Bila terputus kurang dari 10 cm maka si wanita bukan dalam masa subur, bila sampai kira kira 10 cm maka si wanita sedang dalam masa subur.
Metoda Suhu Tubuh
Metoda ini agak sedikit lebih rumit, tapi masih bisa dikerjakan oleh pasangan usia subur. Pertama tama, kita harus mengukur suhu tubuh si wanita sejak siklus pertama haid sampai haid berikutnya pada pagi hari (baru bangun tidur). Suhu harian itu kemudian dicatat dan dihubungan dengan garis (seperti membuat grafik). Saat ovulasi/masa subur, suhu tubuh akan meningkat 0.05 sampai 0.2 derajat Celcius. Saat inilah saat yang tepat untuk melakukan hubungan seksual. Memang cara ini merupakan cara yang paling rumit tetapi tidak ada salahnya dicoba.2
3. Mengapa bayi yang lahir suka kuning? Apakah berbahaya?
Jawab :
Ikterus neonatorum (bayi baru lahir berwarna kuning) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin/pigmen empedu dalam darah (hiperbilirubinemia).
Peningkatan bilirubin dihasilkan dari : Proses pemecahan sel darah merah (eritrosit) yang berlebihan, gangguan proses transportasi pigmen empedu (bilirubin), gangguan proses penggabungan (konjugasi) pigmen empedu (bilirubin) dengan protein dan gangguan proses pengeluaran pigmen empedu (bilirubin) bersama air.
Disebut alamiah (fisiologis) jika warna kekuningan muncul pada hari kedua atau keempat setelah kelahiran dan berangsur menghilang, pada bayi cukup bulan kurang lebih satu minggu dan bayi kurang bulan paling lama 14 hari.Ini terjadi karena fungsi hati belum sempurna (matang) dalam memproses sel darah merah. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah tidak melebihi batas yang membahayakan (ditetapkan). Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah kurang dari 12 mg%.
Adapun warna kekuningan pada bayi baru lahir yang menggambarkan suatu penyakit (patologis) bila warna kekuningan nampak pada bayi sebelum umur 36 jam, cepat menyebar kesekujur tubuh bayi, warna kuning lebih lama menghilang, biasanya lebih dari 2 minggu, adakalanya disertai dengan kulit memucat (anemia). Selain itu, kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah lebih dari 12 mg% pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 mg% pada bayi prematur. Biasanya bayi kurang aktif, misalnya kurang menyusu, maka sebaiknya segera periksa ke dokter terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan.3
4. Kapan kita curiga bahwa demam pada anak itu penyakit demam berdarah?
Jawab : Bila demam mendadak tinggi tanpa ada penyakit lain seperti batuk, flu. Pemeriksaan awal bisa dengan tes Rumple Leede. Dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium, dicurigai bila terdapat penurunan trombosit dan hematokrit. Adapun gejala lain adalah :
- Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu suhu badan antara 38 Cº sampai 40 Cº
- Tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit, untuk membedakannya kulit direnggangkan, bila bintik merah itu hilang, berarti bukan tanda penyakit DBD.
- Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
- Akan terjadi muntah darah/berak darah.
- Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
- Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat, bila tidak segera ditolong di Rumah Sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.4
5. Kapan anak diare harus dibawa ke rumah sakit?
Jawab:
Diare yaitu defekasi dengan feses cair / lembek dengan / tanpa lendir atau darah, dengan frekwensi 3x/ lebih sehari.
Diare bisa berupa : diare tanpa dehidrasi, diare dengan dehidrasi ringan sedang, diare dengan dehidrasi berat.
Diare yang harus dirawat adalah : diare dengan muntah hebat seperti pada kolera, diare dengan dehidrasi berat (mata terlihat cekung, air mata kering dan selaput lendir mulut kering, air kencing sedikit, kulit sangat lambat kembali bila dicubit, anak tampak lemah, tidak mau menyusu/minum), diare dengan penurunan kesadaran, diare dengan kejang, dan diare yang akan menjadi dehidrasi berat meskipun mendapat URO.4
6. Kenapa anak laki-laki saya sudah satu minggu kalau buang air kecil suka mengedan?
Jawab :
Kemungkinan yang paling sering, bila buang air kecil sebelumnya normal, adalah fimosis. Fimosis adalah keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak jadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Sebenarnya yang berbahaya bukanlah fimosis itu sendiri, melainkan kemungkinan timbulnya infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian ke ginjal. Infeksi ini memang dapat menjalar ke ginjal dan menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Apabila preputium melekat pada glans penis, maka cairan smegma, yaitu cairan putih kental, yang biasanya mengumpul di antara kulit kulup dan kepala penis akan tertimbun di tempat itu, sehingga mudah sekali terjadi infeksi. Biasanya yang diserang adalah bagian ujung penis, sehingga disebut infeksi ujung penis atau balanitis. Sewaktu akan kencing, anak menjadi rewel dan yang terlihat adalah kulit kulup terbelit dan menggelembung.
Berbagai kondisi ini harus segera dikonsultasikan ke dokter. Dokter akan memeriksa ujung penis secara teliti dan bila memungkinkan akan berupaya melepas lengketan tersebut dan membersihkannya. Jika upaya ini belum berhasil, maka penderitanya terpaksa dikhitan.
Bagi bayi yang berusia di bawah satu bulan atau baru beberapa bulan, risiko khitan memang ada. Namun risiko ini lebih pada bila terdapat luka, misalnya luka bekas khitan yang tercemar popok bekas air kencing atau kotoran. Hal ini bisa diatasi dengan perawatan luka dan pengobatan yang baik. 5
DAFTAR PUSTAKA
- Unpad Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset;1981.
- Unpad Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elstar Offset; 1981.
- Markum AH. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1991.
- Garna H, Widjaja J, Rustama DS, RahmaN O, Sjahrodji AM. Pedoman Terapi Ilmu Kesehatan Anak. 1 ed. Bandung: Bina Budhaya; 1993.
- Karakata S, Bachsinar B. Bedah Minor. 3 ed. Jakarta: Hipokrates; 1996
No comments:
Post a Comment