Pemerintah merencanakan akan menaikkan kembali tarif dasar listrik tahun ini. Pemerintah mesti membayar mahal bila kenaikan tarif dasar listrik (TDL) ditunda. Seandainya kebijakan itu ditunda hingga Lebaran usai, kenaikan TDL diperkirakan bisa 20 persen. Alternatif lain, pemerintah harus menambah subsidi listrik hingga Rp 3,6 triliun dibandingkan saat ini yang dipatok Rp 54,5 triliun.
Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Kementerian ESDM J. Purwono mengatakan, penundaan kenaikan TDL bisa ditutupi melalui dua alternatif jika subsidi tetap Rp 54,5 triliun. ''Apakah subsidi di APBN ditambah atau kenaikan 15 persennya menjadi 20 persen atau lebih,'' ujarnya di sela raker dengan Komisi VI DPR kemarin.
Jika kenaikan TDL ditunda hingga setelah Lebaran, pemerintah harus menambah subsidi Rp 3,6 triliun dalam APBN-P 2010 yang kini dianggarkan Rp 54,5 triliun. Angka itu merupakan hasil perhitungan penambahan subsidi Rp 1,2 triliun setiap bulan. ''Kalau dinaikkan Juli, pengurangan subsidi bisa Rp 7,3 triliun. Itu enam bulan. Kalau ditunda, per bulan nambah Rp 1,2 triliun,'' sebutnya.
Berdasar studi enam perguruan tinggi, kenaikan TDL hanya menyumbang inflasi sangat kecil. Hal itu tidak akan menurunkan daya saing industri secara keseluruhan. Mengenai keputusan naik tidaknya TDL, Purwono mengakui pemberlakuannya diserahkan kepada parlemen. "Naik atau tidak, kapan mulainya, dan berapa persen kenaikannya, itu bergantung pada rapat dengan DPR,'' ujarnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan menegaskan, pasokan listrik Jawa-Bali saat ini sudah sangat mencukupi. Karena itu, kedua wilayah tersebut dinyatakan bebas padam sejak 31 Maret 2010 lalu. Seandainya terjadi pemadaman, itu hanya bersifat lokal karena gangguan seperti pohon tumbang. Dahlan menjanjikan pasokan listrik Jawa-Bali aman hingga enam tahun ke depan. ''Hingga 2016 tidak ada masalah,'' imbuhnya.
Alasannya, proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt tahap satu dijadwalkan selesai pada 2014. Tahun lalu pembangkit listrik yang telah rampung berkapasitas 300 MW. Pada 2010, pembangkit berdaya 3.200 MW juga dijadwalkan rampung. Yaitu, pembangkit Rembang, Indramayu, Suralaya 8, dan Paiton. ''Sisanya 6.500 MW diharapkan selesai dalam kurun waktu 2011-2014,'' terangnya.
Wilayah Kalimantan dan Sumatera dijadwalkan bebas padam pada 30 Mei 2010. Untuk wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, bisa diselesaikan pada 30 Juni.
Dahlan menegaskan, pemadaman listrik yang disebabkan kurangnya pasokan tidak bakal terjadi lagi.
No comments:
Post a Comment