Dunia usaha dan kalangan bisnis di tanah air berduka. Pengusaha nasional dan pendiri PT Astra International Inc (sebelum menjadi PT Astra International Tbk pada 1990), William Soeryadjaya, meninggal pada Jumat malam (2/4). Om Willem, begitu sapaan akrabnya, mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 22.45 di RS Medistra, Jakarta, setelah dirawat sejak 10 Maret lalu karena gangguan kesehatan di bagian lambung.
Hingga kemarin (3/4), jenazah taipan kelahiran Majalengka, Jabar, 20 Desember 1922, tersebut disemayamkan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. "Rencananya, Senin (5/4) (jenazah, Red) bapak dikremasi," kata Edward Seky Soeryadjaya, anak sulung Om Willem, saat ditemui di RSPAD tadi malam.
Edward menjelaskan, kondisi kesehatan bapaknya memburuk sejak setahun terakhir. Pada Desember 2009 Om Willem juga dirawat di rumah sakit. Kondisinya memang bisa berangsur membaik setelah perawatan tersebut. Tapi, pada 10 Maret lalu kesehatan Om Willem kembali memburuk. Saat itu, papar Edward, lambung ayahnya mengalami pendarahan. "Itu juga disebabkan faktor umur. Bapak sudah tua," ujarnya. Om Willem meninggalkan seorang istri (Lily Anwar Soeryadjaya) beserta empat anak (Edward, Edwin Soeryadjaya, Joyce Soeryadjaya, dan Judith Soeryadjaya).
Menurut Edward, Om Willem merupakan bapak yang luar biasa. Kepada anak-anaknya, dia selalu mengajarkan nasionalisme dan kehormatan di atas segala-galanya. Sebelum meninggal, dia berpesan kepada anak-anaknya untuk tetap memelihara apa yang telah dibangunnya. Dia juga menitipkan pesan kepada orang-orang yang saat ini memegang perusahaan-perusahaan yang telah dibangunnya.
Beberapa tokoh nasional kemarin berdatangan ke persemayaman Om Willem untuk memberikan penghormatan terakhir. Antara lain, Menko Kesra Agung Laksono, pengusaha nasional yang juga Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie, dan mantan Mendikbud Wardiman Djojonegoro. Di antara pengusaha nasional yang melayat ke RSPAD, terlihat Presdir Grup Indomobil Soebronto Laras.
"Saya mengagumi beliau. Om Willem bukan hanya concern pada dunia bisnis dan otomotif, tapi juga sangat memperhatikan pendidikan," ucap Wardiman.
Dia menyatakan kali pertama mengenal Om Willem pada 1970-an. Saat menjabat menteri pendidikan, Wardiman mengeluhkan program pemberdayaan sekolah menengah kejuruan (SMK) kepada Om Willem. Dia bingung harus ke mana membawa para lulusan SMK nanti. Tanpa diduga, Om Willem merespons. "Saya langsung diajak bekerja sama," kata Wardiman. Karena itu, dia menyebut Om Willem bukan hanya tokoh pengusaha, tapi juga pendidikan.
Hal senada diucapkan oleh Agung. Dia mengagumi Om Willem sebagai entrepreneur sejati. "Beliau membangun bisnis mulai dari nol dan bisa menggalang sumber daya manusia secara luar biasa," tutur Agung. Om Willem juga terus berjuang meningkatkan perbaikan lingkungan. Contohnya, peduli kewirausahaan serta menggalang usaha kecil dan menengah. "Kita harus banyak belajar dari beliau."
No comments:
Post a Comment