Pesawat Merpati yang tergelincir di Bandara Rendani, Manokwari, Selasa kemarin, ternyata sebelum bertolak dari Bandara Sorong sudah ada menunda penerbangan dengan alasan cuaca buruk. Namun, penundaan hanya berlangsung satu jam, dan pesawat jenis Boeing 737 MD dengan nomor penerbangan MZ 836 itu kemudian terbang menuju Manokwari.
''Setelah satu jam ditunda, pesawat diterbangkan,'' ujar Sijono, salah seorang penumpang pesawat Merpati naas yang naik dari Surabaya, saat di konfirmasi di RSUD Manokwari.
Saat terbang, sama sekali tidak ada tanda-tanda akan terjadi kecelakaan. Bahkan, ketika hendak mendarat juga belum ada tanda-tanda. Pramugari hanya menginformasikan dalam waktu dekat pesawat akan mendarat.
Namun, saat roda menyentuh landasan, sangat terasa pesawat tidak bisa berhenti dan terus meluncur hingga menabrak pagar dan masuk sungai. "Kecelakaan terjadi dalam waktu singkat, begitu pesawat menyentuh landasan tidak bisa dikendalikan,'' ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Bandara Remdani Bambang Noroguntoro yang juga menjadi salah satu penumpang pesawat merpati naas itu.
Pesawat saat mau mendarat masih dalam kondisi stabil. Tapi, ketika roda pesawat menyentuh landasan, pesawat tiba-tiba goyang, meski sempat direm tiga kali, tetap dalam kecepatan tinggi. Sehingga pesawat keluar dari landasan pacu dan masuk sungai yang berada di luar area bandara.
"Pesawat mendarat 35 meter dari unjung run way, namun mengalami over run hingga melewati resa (batas jalan beraspal dan jalan tanah),'' ujarnya.
Begitu pesawat berada di sungai, Bambang mengatakan, dirinya bersama penumpang lain sadar telah terjadi kecelakaan, lantas meloncat keluar dari badan pesawat. ''Saat berada di sungai, pesawat sudah terbelah, dari mesin pesawat keluar keluar asap yang membuat seluruh penumpang panik sambil berlompatan keluar,'' katanya.
Ketika disinggung penyebab kecelakaan, Bambang menilai, murni kecelakaan yang bersumber dari pesawat dan bukan dari fasilitas bandara Rendani. ''Run way Rendani masih wajar untuk melakukan pendaratan pesawat Boeing. Dengan panjang 1.850 meter ditambah panjang resa 150 meter,'' jelasnya.
Distrik Manager Merpati Manokwari, Ricky saat dikonfirmasi mengenai penyebab kecelakaan enggan berkomentar karena masih menunggu pemeriksaan.
Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut Manokwari Dr Fransiscus T mengatakan, korban yang dirawat di rumah sakit yang dipimpinnya, sebanyak 43 orang, dengan rincian, 22 orang rawat jalan, dan 21 rawat inap. Tapi ada 3 yang mengalami luka berat yakni pramugari dengan luka retak tulang hidung, dan penumpang yang patah tulang belikat serta balita yang patah tangan.
Sementara di rumah sakit umum daerah Manokwari jumlah penumpang yang dirawat inap sebanyak 43 orang. Menurut rencana, Rabu 14 April, tim Merpati pusat akan langsung melihat para korban serta meninjau langsung lokasi tergelincirnya pesawat.
Sementara pihak Kepolisian dan bandara melakukan pengamanan di lokasi serta badan pesawat. Di sekitar lokasi di pasang tali pembatas melingkari badan pesawat.
No comments:
Post a Comment